Apakah Anda Termasuk Pecandu Seks…?

Anto suka sekali mengajak teman chattingnya menggunakan kata-kata yang menjurus ke arah pornografi. Kata yang digunakannya juga sangat tidak sopan, sehingga banyak teman chattingnya jijik kalau Anto sudah kurang ajar seperti itu. Mengapa Anto bersikap begitu, apakah ia pecandu seks?

Bisa jadi, karena sering mengemukakan sesuatu yang terkait dengan masalah seksual bisa juga dianggap kecanduan seks. Tetapi saat ini kami mencoba menampilkan cara sederhana untuk menilai apakah seseorang mengidap kecanduan seks. Dua belas pertanyaan berikut mungkin merupakan alat bantu yang berguna untuk Anda menemukannya :

 Apakah Anda menyimpan rahasia mengenai kegiatan seksual Anda dari orang-orang yang penting dalam hidup Anda ? Apakah Anda menjalani dua kehidupan sekaligus?

 Pernahkah hasrat seksual Anda mendorong Anda untuk melakukan hubungan seks di tempat, situasi ataupun dengan orang yang secara normal tidak akan Anda pilih?

 Apakah Anda mencari artikel-artikel seks ataupun gambar-gambar telanjang yang merangsang secara seksual di koran, majalah dan media lainnya?

 Apakah fantasi-fantasi seksual Anda mengganggu hubungan Anda atau menjadi tempat pelarian Anda dari masalah?

 Apakah Anda senantiasa ingin menjauh dari pasangan setelah berhubungan seks? Apakah Anda sering merasa menyesal, malu, atau bersalah setelah mengalami suatu pengalaman seksual?

 Apakah Anda merasa malu dengan seksualitas atau tubuh Anda, misalnya Anda menghindari menyentuh tubuh Anda atau melakukan suatu hubungan seks? Apakah Anda khawatir bahwa diri Anda tidak memiliki hasrat seksual dan bahwa Anda adalah seorang yang aseksual?

 Apakah setiap hubungan baru berlanjut dengan pola merusak yang sama, yang menyebabkan Anda memutuskan suatu hubungan?

 Apakah Anda membutuhkan frekuensi kegiatan dan variasi seksual yang lebih besar daripada sebelumnya dalam memperoleh pelepasan dan kepuasan?

 Pernahkah Anda ditahan atau berada dalam ancaman untuk ditahan karena kebiasaan mengintip, bertelanjang di muka umum, pelacuran, berhubungan seks dengan orang yang belum cukup umur, percakapan tidak senonoh di telepon, dan sebagainya?

 Apakah pola kehidupan seksual Anda mengganggu keyakinan dan perkembangan spiritual Anda?

 Apakah kegiatan seksual Anda mengandung risiko, ancaman, penyakit, kehamilan, pemaksaan ataupun kekerasan?

 Pernahkah perilaku seksual Anda meninggalkan perasaan hampa, terasing, dan ingin bunuh diri?

Jika Anda menemukan jawaban ‘ya’ pada lebih dari satu pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda disarankan untuk mencari informasi yang lebih lanjut atau berkonsultasi dengan seorang ahli jiwa atau ahli seksologi.(sumber:konseling)

21 Komentar

  1. yohaneswulan said,

    April 28, 2009 pada 2:02 am

    Mas, Anda memperoleh informasi ini dari mana ? Boleh tahu kan ?
    ketika sya mencoba menjawab pertanyaan Anda, kok gak cocok ya, hehehe

  2. Abdul Syair said,

    April 28, 2009 pada 2:45 am

    Candu atau tidak…yang penting hubungan yang halal..lakukan saja sesuai dengan kemauan dan gaya sendiri..

  3. furitz said,

    April 28, 2009 pada 3:34 am

    Ass
    Dalam agama setiap keinginan itu jangan berlandaskan atas nafsu belaka karena sungguh akan menghancurkanmu
    nafsu hanya sebagai dinamo, sedang agama merupakan pencerah dalam setiap keputusan yang akan diambil
    hendaknya perlu ditinjau kembali

  4. venus said,

    April 28, 2009 pada 5:11 am

    valid g’ ni?????
    jgn kan org dwsa anak2 ja pnya npsu seks lho
    so candu atw g’ kayaknya tergantung ma kontrol dr masing2 deh

    its your personal problem!!!1

  5. nurrahman18 said,

    April 28, 2009 pada 5:31 am

    benar, yang penting itu halal nya dulu

  6. mesin kasir said,

    April 28, 2009 pada 6:04 am

    setubuh, eh setuju dengan komen Abdul Syair yg penting halal mau 10 kali sehari nggak masalah 🙂 🙂

  7. deya said,

    April 28, 2009 pada 7:13 am

    seperlunya,
    sepuasnya,
    sekeluarnya,
    gitu aja koq repot …

  8. rate1godterms said,

    April 28, 2009 pada 7:25 am

    Waduh itu gw banget dong.. gw lebih daari 1 nih jawwabannya “ya”-nya..

  9. elexyoben said,

    April 28, 2009 pada 7:44 am

    Yang BEJAD-BEJAD tapi gratisan juga bisa anda dapatkan DISINI

  10. mutiara said,

    April 28, 2009 pada 8:46 am

    seks itu harus dinikmati, supaya hidup lebih indah 🙂

  11. noego08 said,

    April 28, 2009 pada 9:16 am

    yg penting dah menikah c gpp. kunjungi
    http://noego08.wordpress.com

  12. Admin said,

    April 28, 2009 pada 9:17 am

    nice info, thx.

    salam,
    http://bursasepatu.wordpress.com
    http://planetshoes.wordpress.com

  13. engeldvh said,

    April 28, 2009 pada 9:58 am

    NYandu seks??? Ayukk……………wkwkwkwkw 🙂
    http://engeldvh.wordpress.com

  14. Ph!duT said,

    April 28, 2009 pada 9:58 am

    yang penting mesti dapet sertifikat halal dulu dari MUI eh KUA maksudnya…. *kabur*

  15. lembahbaliem said,

    April 28, 2009 pada 12:53 pm

    itulah candu yang sulit dimusnahkan

  16. arkandas said,

    April 28, 2009 pada 12:53 pm

    bused topik ke

  17. kangdim said,

    April 29, 2009 pada 1:39 am

    Emang ada apa…?

  18. ~noe~ said,

    April 29, 2009 pada 3:23 am

    pertanyaan 13 : apakah anda pernah menulis artikel tentang pecandu seks?
    😀

  19. April 29, 2009 pada 11:39 am

    Apakah anda senang membaca artikel ini?
    Hmmm…

  20. Mei 1, 2009 pada 1:49 am

    wah..wah.. emang kalo misal ada salah satu jawabannya yang “YA” harus ke psikolog ya? kalo misal bisa ngendaliin gimana?


Tinggalkan Balasan ke rate1godterms Batalkan balasan